Daerah Rawannya Banjir
Wilayah Kecamatan Jebres dinyatakan
sebagai daerah paling rawan banjir di Solo. Daerah yang masuk kawasan
merah tersebut antara lain Kelurahan Jebres, Pucangsawit, Kampung Sewu,
Gandekan, Sudiroprajan, dan Jagalan.
Wilayah Kecamatan Jebres dinyatakan
sebagai daerah paling rawan banjir di Solo. Daerah yang masuk kawasan
merah tersebut antara lain KelurahanJebres, Pucangsawit, Kampung Sewu,
Gandekan, Sudiroprajan, dan Jagalan.
Pemetaan tersebut disampaikan oleh
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo, Eko Nugroho. Dia
menjelaskan, bersama dengan tim pengkaji membuat tingkat kerawanan
banjir di Solo dengan skala aman, rendah, sedang, tinggi, dan sangat
tinggi.
“Hasil analisa dengan tim pengkaji
menyebutkan wilayah Kecamatan Jebres menjadi daerah paling rawan banjir.
Hal ini ditekankan dengan warna merah pada peta wilayah Solo,” kata dia
di ruang kerjanya.
Kelurahan Jebres masuk kategori rendah,
sedang, dan tinggi. Sementara itu, Kelurahan Pucangsawit dinilai sedang,
tinggi, dan sangat tinggi. Sama halnya dengan Kelurahan Sewu yang
dinyatakan tingkat kerawanan akibat banjir sedang dan tinggi.
“Khusus di Kelurahan Gandekan, di sana
masuk kategori sangat tinggi. Karena di sana itu ada pintu air namun
kondisinya beberapa waktu lalu itu retak. Jadi tidak bisa bekerja secara
optimal,” ujarnya.
Kondisi wilayah Gandekan yang memiliki
pintu air dan berbatasan dengan Sungai Bengawan Solo menambah parah. Di
mana, jika Sungai Bengawan Solo ketinggian airnya sangat tinggi, maka
pintu air akan ditutup. Otomatis, air dari dalam kota tidak bisa
mengalir ke Sungai Bengawan Solo dan menggenangi daerah Gandekan.
Tidak berhenti di situ, BPBD juga
memetakan beberapa kecamatan di Kota Bengawan yang rawan banjir. Di
antaranya Kecamatan Pasar Kliwon yang meliputi Kelurahan Pasar Kliwon
dengan status tinggi, Semanggi dengan sedang, tinggi, dan sangat tinggi
serta Joyosuran dengan tingkat kerawanan banjir yang tinggi. Kelurahan
Sangkrah dinyatakan sangat tinggi dan Kedunglumbu masuk daerah yang
ancaman banjirnya sedang.
Kecamatan Banjarsari hanya memiliki dua
wilayah rawan banjir yakni Kadipiro dengan status rendah dan sedang
serta Nusukan dengan status sedang.
“Khusus wilayah Laweyan hanya ada
Kelurahan Pajang dengan staus rendah. Nah, kalau di Serengan bisa
dikatakan cukup rawan. Khususnya di Kelurahan Joyotakan yang masuk
kriteria tinggi lantaran tingginya walet di wilayah itu. Sedangkan untuk
kelurahan Serengan dan Danukusuman masih di taraf sedang,” kata dia
lagi.
Informasi yang dihimpun BPBD menyebutkan
hujan intensitas tinggi akan turun pada akhir November ini. Oleh karena
itu, pihaknya mengintensifkan komunikasi dengan sejumlah instansi yakni
Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP),”
ujarnya.
Terkait peralatan penunjang
penanggulangan banjir, dirinya menyebutkan masih berusaha meminta
tambahan dari Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB). “Tapi saat
ini bisa dikatakan cukup. Kami juga memiliki 69 petugas yang siap
diterjunkan jika memang diperlukan,” tegasnya.
0 komentar:
Posting Komentar