"SELAMAT DATANG DI BLOG KELURAHAN JEBRES SURAKARTA"

Minggu, 18 Januari 2015

Daerah Rawan Banjir

Daerah Rawannya Banjir


Wilayah Kecamatan Jebres dinyatakan sebagai daerah paling rawan banjir di Solo. Daerah yang masuk kawasan merah tersebut antara lain Kelurahan Jebres, Pucangsawit, Kampung Sewu, Gandekan, Sudiroprajan, dan Jagalan.
Wilayah Kecamatan Jebres dinyatakan sebagai daerah paling rawan banjir di Solo. Daerah yang masuk kawasan merah tersebut antara lain KelurahanJebres, Pucangsawit, Kampung Sewu, Gandekan, Sudiroprajan, dan Jagalan.
Pemetaan tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo, Eko Nugroho. Dia menjelaskan, bersama dengan tim pengkaji membuat tingkat kerawanan banjir di Solo dengan skala aman, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi.
“Hasil analisa dengan tim pengkaji menyebutkan wilayah Kecamatan Jebres menjadi daerah paling rawan banjir. Hal ini ditekankan dengan warna merah pada peta wilayah Solo,” kata dia di ruang kerjanya.
Kelurahan Jebres masuk kategori rendah, sedang, dan tinggi. Sementara itu, Kelurahan Pucangsawit dinilai sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Sama halnya dengan Kelurahan Sewu yang dinyatakan tingkat kerawanan akibat banjir sedang dan tinggi.
“Khusus di Kelurahan Gandekan, di sana masuk kategori sangat tinggi. Karena di sana itu ada pintu air namun kondisinya beberapa waktu lalu itu retak. Jadi tidak bisa bekerja secara optimal,” ujarnya.
Kondisi wilayah Gandekan yang memiliki pintu air dan berbatasan dengan Sungai Bengawan Solo menambah parah. Di mana, jika Sungai Bengawan Solo ketinggian airnya sangat tinggi, maka pintu air akan ditutup. Otomatis, air dari dalam kota tidak bisa mengalir ke Sungai Bengawan Solo dan menggenangi daerah Gandekan.
Tidak berhenti di situ, BPBD juga memetakan beberapa kecamatan di Kota Bengawan yang rawan banjir. Di antaranya Kecamatan Pasar Kliwon yang meliputi Kelurahan Pasar Kliwon dengan status tinggi, Semanggi dengan sedang, tinggi, dan sangat tinggi serta Joyosuran dengan tingkat kerawanan banjir yang tinggi. Kelurahan Sangkrah dinyatakan sangat tinggi dan Kedunglumbu masuk daerah yang ancaman banjirnya sedang.
Kecamatan Banjarsari hanya memiliki dua wilayah rawan banjir yakni Kadipiro dengan status rendah dan sedang serta Nusukan dengan status sedang.
“Khusus wilayah Laweyan hanya ada Kelurahan Pajang dengan staus rendah. Nah, kalau di Serengan bisa dikatakan cukup rawan. Khususnya di Kelurahan Joyotakan yang masuk kriteria tinggi lantaran tingginya walet di wilayah itu. Sedangkan untuk kelurahan Serengan dan Danukusuman masih di taraf sedang,” kata dia lagi.
Informasi yang dihimpun BPBD menyebutkan hujan intensitas tinggi akan turun pada akhir November ini. Oleh karena itu, pihaknya mengintensifkan komunikasi dengan sejumlah instansi yakni Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP),” ujarnya.
Terkait peralatan penunjang penanggulangan banjir, dirinya menyebutkan masih berusaha meminta tambahan dari Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB). “Tapi saat ini bisa dikatakan cukup. Kami juga memiliki 69 petugas yang siap diterjunkan jika memang diperlukan,” tegasnya.

0 komentar:

Posting Komentar